WE KNOW NOTHING

WE KNOW NOTHING

 

Manusia sebagai makhluk yang berpikir dibekali rasa ingin tahu. Rasa ingin tahu inilah yang mendorong untuk mengenal, memahami dan menjelaskan gejala-gejala alam, serta berusaha untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Dan dorongan rasa ingin tahu dan usaha untuk memahami dan memecahkan masalah menyebabkan manusia dapat mengumpulkan pengetahuan. Pengetahuan yang diperoleh mula-mula terbatas pada hasil pengamatan terhadap gejala alam yang ada, kemudian semakin bertambah dengan pengetahuan yang diperoleh dari hasil pemikirannya. Selanjutnya dan peningkatan kemampuan daya pikirnya, manusia mampu melakukan eksperimen untuk membuktikan dan mencari kebenaran dari suatu pengetahuan. Dari hasil, pengolahan data yang diperoleh melalui eksperimen ini kemudian dapat diperoleh pengetahuan yang baru.

 

Saat manusia hidup di dunia ini dia tidak di berikan suatu arah yang jelas oleh sang maha pencipta, tetapi mereka di berikan suatu kemampuan yang membuat mereka belajar untuk mendapatkan suatu arah dan tujuan yang baik dalam hidupnya, kita hidup di dunia ini hanya sementara dan Tuhan memberikan hidup kita penuh dengan segala keterbatasan. Apabila kita hanya berdiam diri dengan suatu keterbatasan yang kita miliki apalah daya dan upaya, kita akan hanya menjadi sepotong daging yang tidak berguna dan itu sama saja kita tidak pernah bisa bersyukur dengan  kehidupan yang di berikan oleh sang maha kuasa.

 

Saat kita di lahirkan di dunia ini pun kita tidak di beri banyak kemampuan oleh Tuhan, kita hanya bisa terbaring dan di berikan tangisan yang luar biasa untuk mengespresikan apa yang kita rasakan, karna sesungguhnya saat kita di lahirkan di dunia ini semua tubuh kita seperti masih di ikat, mata kita pun masih belum bisa melihat keadaan sekitar kita dengan sempurna, untuk berfikir apa yang kita lihat pun sungguh tak mampu melakukannya, kita hanya bisa terdiam menyaksikan apa yang kita lihat ataupun yang terjadi di sekeliling kita. Secara ilmiah bayi yang baru di lahirkan hanya mempunyai ikatan batin ataupun ikatan emosional dengan ibunya, karena ibu yang melahirkannya lebih sering bersamanya sejak dia di lahirkan, telinga bayi yang baru di lahirkan sangat peka dalm mengenali suara yang selalu dia dengar sejak dia lahir ke dunia ini, dengan seiring berjalannya waktu pun dia mulai belajar mengetahui apa yang dia sering dia lihat bahkan sering dia cium semenjak dia lahir di dunia ini, di sinilah indera-indera yang ada di dalam dirinya mulai berfungsi dengan baik dan dia mulai mengetahui apa yang ada di sekeliling dia karena interaksi antara si bayi dengan orang di sekitarnya yang sering di lakukan hampir setiap hari.

 

Dari situlah kita mulai belajar mengetahui apa yang sebelumnya tidak kita ketahui, proses dari bayi yang baru lahir hingga berumur beberapa bulan adalah awal dari rasa ingin tahu yang akan timbul di dalam diri semua manusia yang ada di dunia ini, setiap manusia yang hidup di dunia ini pasti akan mengalami suatu perkembangan, perkembangan itu sendiri adalah proses  menjadi sempurnanya  fungsi dari seluruh organ tubuh,  termasuk kesempurnaan suatu emosi, kesempurnaan dalam interaksi sosial, dan kesempurnaan dalam kemampuan intelektual. Dalam proses perkembangan ini, anak kecil  yang semula tidak bisa apa-apa, menjadi  mampu untuk melakukan hal yang akan membuatnya dapat bersosialisasi dengan lingkungannya, termasuk memiliki  kemampuan berkomunikasi dengan lingkungan sekitarnya.

 

Bayi akan terus berkembang, baik berkembang secara fisik maupun dalam segi tingkah laku ataupun pola pikir yang dia milikki. Dalam segi fisik dia akan terus berkembang menjadi lebih besar dalam segi penampilan, secar perlahan pun dia akan mulai belajar menggenggam, tengkurap, duduk, merangkap, ataupun berdiri, berjalan, berbicara dengan sempurna, dia menjelma menjadi seorang balita yang penuh dengan kegembiraan. Tentu orang tua lah yang berperan besar dalam perkembangan seorang balita, dimana dia lah yang mengajarkan segala hal, mulai dari berjalan atau berbicara tentunya semua itu juga tak lepas dari kemampuan anak itu sendiri. Balita mulai mengetahui apa yang sebelumnya tidak mereka ketahui karena sebuah proses yang di ajarkan oleh orang tua mereka.

 

Pada usia balita anak mulai bisa memahami apa yang dia butuhkan ataupun dia mau, dan sekarang dia mengekspresikannya dengan cara berbicara, dan apabila apa yang dia mau ataupun butuhkan tidak terpenuhi dia mulai mengerti bagaimana cara agar dia bisa bisa mendapatkan itu, biasanya balita akan terus merengek dan pada akhirnya menangis, agar apa yang dia mau atau butuhkan dapat di penuhi, karena di sini otak yang dia punya akan mulai berkembang simulasinya. Di dalam masa-masa ini balita lebih sering menghabiskan waktunya dengan bemain, dan dia akan mulai melalui tahap sosialisasi, biasanya di mulai dari lingkungan tempat di tinggal, yaitu lingkungan keluarga dan tetangga sekitarnya, di masa ini anak akan lebih rentan untuk meniru perilaku orang yang ada di sekitarnya, dan peran orang tua kini menjadi lebih besar, biasanya orang tua akan memberi tahu si anak apa yang baik ataupun tidak baik untuk dia lakukan, dan perilaku dalam keluarga sebaiknya mencontohkan semua perilaku baik ataupun positif dalam kehidupan sehari-hari agar si anak meniru perilaku baik atau pun perilaku positif tersebut, karena dalam masa balita ini akan akan lebih mudah dalam menerima apa yang di perintahkan oleh orang terdekatnya. Di dalam masa ini anak biasanya akan lebih sering memainkan benda yang ada di sekitarnya, entah untuk di banting, di gigit ataupun di lempar karena mereka belum mengerti apa fungsi dari benda tersebut, dan dalam masalah ini keluarga si anak akan mendampingi saat anak tersebut bermain, agar anak itu bisa di larang apabila ada hal yang tidak layak dalam perilakunya.

 

Saat anak berumur 4-5 tahun mereka akan mulai memasuki bangku taman kanak-kanak, di sini merka mulai di ajarkan untuk berdiri sendiri atau dalam istilah lain yaitu mandiri, anak tidak lagi di dampingi oleh orang tua, di taman kanak-kanak anak akan megerjakan sendiri apapun yang di perintah kan gurunya. Di taman kanak-kanak anak akan mulai di kenalkan tentang sebuah angka dan huruf, mungkin sebelumnya anak sudah di perkenalkan di lingkungan keluarga mereka, tetapi di bangku taman kanak-kanak anak akan di perkenalkan lebih dalam bagaimana merangkai sebuah huruf hingga akhirnya menjadi sebuah kata, bagaimana menjumlahkan sederet angka, tidak hanya angka dan huruf tetapi keterampilan termasuk hal yang paling utama yang di ajarkan di taman kanak-kanak. Berbagai bentuk hewan, tumbuh-tumbuhan, makanan dan berbagai macam benda mati di perkenalkan di taman kanak-kanak, biasanya untuk mengasah keterampilan anak-anak di ajarkan bagaimana cara menggambar dan mewarnai sesuatu yang ada di sekeliling mereka, prakarya pun terkadang di ajakan di bangku taman kanak-kanak contohnya origami. Dalam proses mengasah ketrampilan ini, setiap anak memiliki kecepatan yang berbeda-beda, walaupun anak itu sebenarnya normal. Di bangku taman kanak-kanak biasanya anak membawa bekal makanan yang akan di makan saat jam istirahat, di sini terlihat jelas jika anak di ajarkan untuk mandiri yaitu di mulai dengan makan sendiri tanpa di bantu oleh orang tua.

Keseimbangan antara ketergantungan dan mampu berdiri sendiri mulai tampak saat anak berusia 7 tahun tepatnya saat di memasuki bangku sekolah dasar (sd). Anak (terutama anak laki-laki) akan semakin senang bermain sendiri / bersama temannya di luar rumah. Pada saat anak ini bermain, ia secara tak sadar sebenarnya sedang berusaha melepaskan ketergantungannya dengan ibunya di rumah, dan berdiri sendiri bersama teman-temannya di sekitar rumah. Dia akan mulai belajar bagaimana cara bersosialisasi dengan teman-temannya di rumah, dia pun mulai mempelajari car berkomunikasi dan berperilaku semstinya gar dia di senangi oleh teman sekitar rumahnya. Seorang anak laki-laki di usia ini, jika masih memperlihatkan ketergantungan  secara terang-terangan terhadap ibunya, malah merupakan hal yang tidak normal dan harus diwaspadai.

Di saat seorang anak masuk Sekolah Dasar, ia mengalami peralihan antara bermain dengan bekerja. Perkembangan yang terjadi selain berusaha berdiri sendiri, juga sudah mulai rasa tanggung jawab dan memiliki kewajiban terhadap tugas belajarnya di sekolah. Di sini sekolah berperan besar memberikan suatu ilmu pengetahuan yang bermanfaat untuk masa depan anak tersebut, di sekolah dasar anak akan lebih banyak mendapatkan ilmu. Biasanya di sekolah di ajarkan tentang ilmu agama, ilmu agama di pelajari karena kita sebagai makhluk yang mempunyai Tuhan dan di dalam ilmu agama kita akan mendapatkan manfaat bagaimana kita menjadi manusia yang bertaqwa terhadap Tuhan YME, selain ilmu agama kita akan mendapatkan pelajaran matematika yang akan sangat berguna apabila kita melakukan jual-beli dalam bentuk uang yang membutuhkan suatu penjumlahan, ada juga ilmu pengetahuan sosial yang bermanfaat karena kita di ciptakan sebagai mahluk yang saling bergantung terhadap manusia yang lain atau di namakan sebagai mahluk sosial, ada ilmu pengetahuan alam yang sangat bermanfaat karena yang ada di dunia ini bukan hanya manusia tetapi ada alam seperti tumbuh-tumbuhan, ada hewan, ada suatu energy dan lai-lain yang erat kaitannya dengan alam, ada pelajaran kewarganegaraan yang akan megajarkan kita bagaimana menjadi warga Negara Indonesia yang baik, ada pelajaran bahasa inggris yang akan bermanfaat untuk berbahasa ataupun berkomunikasi dengan baik apabila kita menjumpai teman kita yang berkewarganegaraan asing karena bahasa inggris adalah bahasa internasional, ada pelajaran olahraga yang bermanfaat bagi kita agar kita memiliki badan yang sehat dan kuat dengan cara berolahraga dengan baik, adapun bahasa Indonesia yang akan mengajarkan kita untuk berbahasa dengan baik hingga kita bisa berkomunikasi dengan baik sesama penduduk Indonesia, di bangku sekolah dasarpun di ajarkan suatu keterampilan yang berbentuk seni, biasanya seni budaya yang di ajrkan di bangku sekolah.

Di sini peranan sekolah selain mengajarkan ilmu pengetahuan adalah memberi tugas-tugas yang merangsang perkembangan  tanggung jawab dan rasa punya kewajiban. Tugas dari sekolah diarahkan untuk merangsang inisiatif dan kemampuan berusaha mengatasi masalah yang dihadapi. Anak juga akan mulai banyak bergaul dengan teman sebayanya. Mulanya ia akan tetap berbaur dengan laki-laki dan perempuan, tapi lama-kelamaan mereka akan mengelompok dengan jenis mereka sendiri, mereka akan mempelajari kodrat mereka sebagai laki-laki dan perempuan melalui teman sebaya mereka. Selain itu biasanya di bangku sekolah dasar anak di ajarkan untuk norma-norma yang ada di dalam masyarakat, agar anak tersebut selalu berperilaku terpuji sebgai penduduk ataupun warga Negara yang memiliki norma dan nilai dalam bermasyarakat.

Saat anak memasuki bangku smp atau pun sma, anak akan tetap mendapatkan ilmu pengetahuan dari sekolah dimana dia bersekolah tetapi anak akan mendapatkan banyak pengetahuan dari rasa ingin tahunya lewat lingkungan sosian dimana dia berada, perkembangan psikologi yang normal selama masa remaja, meliputi  4 aspek . Pertama adalah kemampuan emosional  untuk terlepas dari keluarga dan mampu menerima tanggung jawab. Kedua, perkembangan seksual dan nilai moralitas. Di sini selain pematangan fungsi seksual dari organ tubuh, juga pematangan akan nilai-nilai seksualitas. Ketiga, menemukan keinginan dan minat  yang ada dalam dirinya dan usaha pencapaiannya. Dan yang keempat, adalah menemukan jati diri (ego) yang sebenarnya. Pada tahap ini terjadilah proses pematangan seksual. Selain secara fisik, juga secara mental. Perilakunya akan semakin menunjukkan ciri-ciri kelakuan anak laki atau perempuan dalam pergaulannya, terutama dalam pergaulan dengan lawan jenis.

Pada masa  awal remaja, anak sering membandingkan diri dengan teman-teman sebayanya.  Tingkah laku dari orang  yang mereka jadikan model atau idola, akan mereka tiru dan ikuti. Rasa ingin tahu tentang hal seksual akan meningkat, dan biasanya  mereka mencari segala sumber untuk mengetahuinya.   Peran orang tua dan sekolah dalam hal ini adalah untuk memberikan sex education yang benar, sehingga anak mendapat informasi yang benar tentang seksualitas.  Dari segi hubungan sosial dengan dunia sekitarnya, anak akan mulai menyadari kedudukan dan status orang tua dalam masyarakat. Dengan berinteraksi dengan masyarakat, anak melihat bagaimana orang lain memandang dirinya dan keluarganya. Dari sini ia akan belajar untuk membentuk dan memahami identitas sosialnya. Pada saat ini orang tua sebaiknya memperhatikan apakah anaknya memiliki perilaku yang sesuai dengan kelaminnya. Pada saat ini diperlukan petunjuk dan bimbingan dari orang tuanya tentang norma-norma yang berlaku dalam masyarakat. Norma –norma ini tidak hanya untuk masalah seksual saja, tetapi juga untuk sopan santun dan norma-norma dalam berinteraksi dengan lingkungannya.

Dalam masa  pertengahan remaja (15-16 tahun) anak mulai memperhatikan penampilan dirinya. Ia mulai merisaukan tentang penampilan mereka.  Anak ingin lebih bebas dalam memilih aktifitasnya, dan menerima tanggung jawab  yang lebih besar.  Minat akan aktifitas tertentu akan lebih menonjol, dan anak mulai menemukan kegemaran-kegemarannya. Rasa ingin tahu, khususnya tentang seksualitas semakin besar, dan mereka saling berbagi  informasi tentang hal ini, entah benar atau salah.  Dalam hubungan  sosial, anak lebih berani untuk interaksi  dengan lingkungannya,  ia  akan berusaha mengatasi ketakutan terhadap penolakan oleh lingkungan  dan menjadi akrab dengan teman yang paling dipercayanya. Dalam masa ini, pengaruh teman dan kelompoknya jauh lebih besar dari pada pengaruh orang tua. Anak akan jauh  merasa lebih nyaman  untuk berada  dalam lingkungan teman-teman sebayanya, ketimbang berada dekat dengan orang tuanya. Kematangan emosional juga mulai berkembang, misalnya dengan mampu berbagi perasaan dengan teman – teman akrabnya.

Orang tua memberi peranan penting dengan mulai memberikan persamaan hak pada anak. Ini sangat penting bagi proses akhir keseimbangan antara ketergantungan dan kemampuan berdiri sendiri. Dengan  perlahan menghapus kedudukan anak yang lebih rendah, anak akan semakin berkembang karena ia juga akan memperoleh ruang yang lebih luas untuk berkembang dan berdiri sendiri, menerima tanggung jawab dan kewajiban. Seorang remaja ingin mencoba segala sesuatu, mencoba membuat keputusan sendiri, dan mereka perlu diberi kesempatan membuat kesalahan. Di sini masa kecilnya banyak memberi pengaruh. Jika pada usia  kecilnya ia banyak mengalami kegembiraan, persahabatan, dan kesuksesan, ia akan menjalani masa remaja dan dewasa dengan penuh percaya diri. Sebaliknya bila masa kecilnya ia tidak pernah menerima penghargaan atas usahanya, ia bisa menjadi rendah diri dan kurang percaya diri.

Pubertas berasal dari kata pubercere yang artinya menjadi matang. Sedangkan adolesen berasal dari kata adolescere yang berarti menjadi dewasa. Proses ini sudah pasti akan menimbulkan konflik. Orang tua sebaiknya tidak usah takut akan konflik ini, selama konflik tak hebat dan tidak mengarah pada perpecahan anggota keluarga.  Yang perlu diingat adalah konflik hanyalah aspek yang diperlukan  dalam perkembangan anak yang sehat. Malahan, jika sama sekali tidak dijumpai adanya konflik, orang tua harus curiga jangan-jangan si anak hanya pura-pura mampu berdiri sendiri.

Anak juga akan lebih terikat dengan teman sebayanya, dalam kelompok tertentu. Mereka merasa lebih aman dan memperoleh kepastian akan eksistensi dirinya. Sebenarnya dalam tahap inipun mereka bukannya tidak tergantung sama sekali dengan orang lain, mereka masih tergantung dengan orang tua dan teman-temannya dalam kadar tertentu. Perkembangan akan kemampuan diri sendiri di sini meliputi berbagai aspek, termasuk ilmu pengetahuan, moral, emosional, dan berbagai macam lainnya.

Akhir masa remaja, keinginan untuk keluar dari lingkungan rumah menjadi semakin besar lagi. Mereka semakin terdorong dengan keinginan untuk melanjutkan sekolah yang lebih tinggi di tempat lain, atau bekerja di tempat yang baru.  Dalam bersosialisasi mereka umumnya sudah cukup  nyaman dengan kemampuan dirinya dan sudah mulai menemukan identitas  dirinya. Dalam berinteraksi  dengan orang lain bahkan mereka sudah berani untuk lebih serius, misalnya dengan menjalin hubungan dengan lawan jenisnya dalam bentuk berpacaran.

Dalam diri anak bagaimanapun akan masih terjadi pertentangan antara keinginan berdiri sendiri  dengan masih ingin berada dalam naungan orang tua. Anak sering mengalami kekuatiran apakah dirinya sudah cukup siap untuk mengambil sebuah keputusan dan  memilih jalan hidupnya sendiri. Di sini orang tua harus tetap memberinya arah , bimbingan,  dan tetap membukakan pintu selebar-lebarnya bagi anak bila ia membutuhkan  bantuan orang tua, namun tetap harus ingat untuk tidak lagi memperlakukan anak yang sudah dewasa  sebagai anak kecil.

Saat kita mengakhiri masa remaja dan beranjak menjadi dewasa bukan berarti apa yang kita ketahui cukup sampai situ, tetapi mereka akan terus mempunyai rasa ingin tahu sampai ajal menjemput mereka. Dan biasanya manusia mulai mengetahui apa yang mereka ketahui lewat lingkungan sosialnya, bisa dari rekan kerja, keluarga, internet, buku dan majalah bacaan, dan lain-lain. Rasa ingin tahu itu adalah kodrat yang melekat pada semua makhluk hidup. Tentu sebagai insan yang bernama manusia, kita harus pandai-pandai mengolah dan mengendalikan rasa ingin tahu terhadap hal-hal yang positif. Ingin tahu adalah kunci bagi manusia untuk membuka semua yang masih diselimuti tabir. Umumnya yang penuh rahasia justru merangsang rasa ingin tahu. Kita lalu bertanya mengapa begini, mengapa begitu. Ilmu dan penemuan lahir dari kandungan yang bernama rasa ingin tahu lengkap dengan sayap-sayap imajinasi dan fantasi tak bertepi.

Para ilmuwan dari berbagai disiplin ilmu berkata: “Tak ada yang selesai di bumi ini. Semakin kami meneliti dan mencari jawaban, bukan hanya jawaban yang dikejar itu semata yang kami peroleh, melainkan timbul pada saat yang sama sebuah pertanyaan baru.
Dalam sebuah suratnya kepada Carl Seelig, Einstein menulis: “Ich habe keine besondere Begabung, sondern bin nur leidenschaftlich neugierig”. Yang artinya ‘ “saya tidak mempunyai bakat yang istimewa, hanya luar biasa ingin tahu” Syukurlah ada rasa keingintahuan yang besar, sehingga kini umat manusia dapat memetik hasilnya. Einstein pun tak lelah berpesan agar manusia jangan pernah berhenti bertanya.
Albert Schweitzer pemenang hadiah Nobel perdamaian tahun 1952 berkata: ” Manusia mempunyai banyak pengetahuan, namun tentang penciptaan, itu tetap rahasia dan hanya menjadi monopoli Sang Ilahi”.

Kita dilecut rasa ingin tahu dan bertanya tentang hakekat hidup ini, dari mana kita berasal, mengapa kita berada di bumi ini  dan ke mana kita akan pergi. Pertanyaan yang menyangkut eksistensi manusia ini, akhirnya mengantar kita untuk tahu lebih banyak tentang Sang Pencipta alam semesta.
Namun seberapa jauh pengetahuan yang kita peroleh?
Isaac Newton menjawab: “Yang kita tahu hanyalah setetes air, tetapi yang tidak kita ketahui seluas samudra raya”.

Nama                    :  Andaru Purwanto Putra

Kelas                     :  1KA21

NPM                      :  19110965

Angkatan             :  2010

Sumber                                :  http://www.ruangkeluarga.com/berapa-lama-manusia-bertahan-tanpa-makan-dan-minum.html

http://www.kabarindonesia.com/berita.php?pil=19&jd=Rasa+Ingin+Tahu&dn=20100208082726

http://leman.or.id/anakku/daribayi.html

http://bumikupijak.com/index2.php?option=com_content&do_pdf=1&id=317

About andaru24

just foolish boy to something boy
This entry was posted in Uncategorized. Bookmark the permalink.

Leave a comment